Wednesday, April 11, 2012

Farewell Helen dan pak Zaeni

Tidak terasa waktu telah mendekati penghujung tahun 2004. Kembali kita memasuki musim dingin saat pertama kali saya tiba di Magdeburg satu tahun yang lalu di bulan Oktober 2003. Dan di penghujung tahun 2004 ini, semakin bertambah pula rekan-rekan kami di Magdeburg yang meninggalkan kota ini untuk kembali ke negaranya masing-masing karena telah menyelesaikan studi dan tugas akhirnya. Di bulan November 2004 ini giliran salah satu rekan QSE kami yaitu Helen yang berasal dari RRC dan juga pak Zaeni, mahasiswa Doktoran yang telah menyelesaikan program studi S3-nya setelah lebih dari 5 tahun tinggal menetap di Magdeburg.


Seperti yang sudah-sudah, kami yang masih tersisa di Magdeburg ini menyempatkan diri untuk melakukan pesta perpisahan secara kecil-kecilan dengan teman kami Helen. Tidak banyak, hanya saya, "M", Johny, Dini, dan Yupiter. Dan karena apartemen Helen letaknya cukup jauh, maka pesta perpisahan ini diadakan di tempat "M" di Wohnheim 3. Walaupun diadakan kecil-kecilan, tapi cukup meriah mengingat kesempatan ini adalah kesempatan terakhir saya dan beberapa teman QSE yang masih tersisa untuk mengadakan makan-makan bersama sebelum kepulangan Helen. 

Dan di bulan yang sama pula pak Zaeni yang telah sekian lama mendiami Uni Hotel Zimmer 352 juga kembali ke Indonesia karena telah berhasil menyelesaikan penelitian dan studi-nya untuk mendapatkan gelar S3. Pak Zaeni pun pergi meninggalkan sekian banyak kenangan bagi saya karena beliau-lah yang sangat banyak membantu saya di kala saya pertama kali tiba di Magdeburg. Mulai dari menjemput ke Hauptbanhoft,  menebeng tempat tinggal, makan, sampai kamar-nya pun pernah saya sewa untuk sementara saat pak Zaeni pulang berlibur ke Indonesia. Beliau juga banyak membantu para siswa S2 selama dia tinggal di Magdeburg terutama untuk membantu mendapatkan jatah kamar di Studententwerk melalui sahabatnya yang terkenal, Herr Bock. 


Karena kereta pak Zaeni berangkat di siang hari, maka banyak diantara kita para mahasiswa Indonesia di Magdeburg yang turut mengantar keberangkatan pak Zaeni ke stasiun. Saya bisa merasakan kesedihan di mata pak Zaeni saat bersiap meninggalkan kota Magdeburg yang menjadi rumah dan tempat tinggal-nya selama 5 tahun terakhir. 

No comments:

Post a Comment